REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan volatilitas rupiah terhadap dolar AS belum tentu langsung rendah dengan masuknya mata uang Cina, yuan, sebagai mata uang global.
"Tergantung apakah kita akan meningkatkan perdagangan dengan yuan atau tetap gunakan dolar AS. Jadi, tidak otomatis (mengurangi volatilitas rupiah terhadap dolar AS)," kata Darmin di Jakarta, Selasa (1/12).
Darmin menambahkan, penggunaan yuan dalam perdagangan internasional juga tidak bisa begitu saja dilakukan. Ada langkah-langkah yang harus disiapkan oleh pemerintah Indonesia ataupun dari pemerintah Cina.
Indonesia, kata Darmin, sebenarnya sudah cukup lama memasukkan yuan ke dalam cadangan devisa. Namun, cadev dalam bentuk yuan perlu ditambah jika ingin meningkatkan perdagangan menggunakan yuan.
"Perlu upaya khusus agar perdagangan bisa menggunakan yuan. Tapi kalau itu tercipta, tentu kita bisa kurangi penggunaan dolar AS untuk kebutuhan impor dan menggantinya dengan yuan, khususnya impor dari Cina," ujarnya.