REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Harian internasional The New York Times menyalahkan percetakan lokal Thailand yang menghapus salah satu artikelnya di halaman depan harian tersebut. Artikel berisi ulasan mengenai melemahnya perekonomian Thailand.
Dilansir The Guardian, Selasa (1/12), artikel berjudul "Ekonomi Thailand dan Semangatnya yang Mengendur" melaporkan mengenai melemahnya ekonomi Thailand. Negara itu bahkan disebut sebagai negara paling berutang di Asia. Perampokan dan kejahatan terkait properti juga meningkat 60 persen tahun ini. Ditambah lagi para jenderal yang berkuasa tak ingin menyerahkan kekuasaan mereka kembali ke politisi.
The New York Times juga mengutip penjual buah dan sayuran yang mengatakan, tak bisa tersenyum lagi di negara tersebut.
(baca: Thailand Selidiki Puluhan Perwira atas Dugaan Menghina Kerajaan)
Namun artikel hadir dalam bentuk ruang kosong di halaman depan dan halaman enam. Artikel tersebut telah dihapus oleh percetakan di Thailand, dan staf editorial tak berperan dalam penghapusan.
Pihak percetakan lokal Thailand tak mau mengomentari penghapusan tersebut.
Wartawan memang secara teratur diminta untuk tak melaporkan hal yang berkaitan dengan urusan kerajaan. Namun junta militer telah semakin menindak setiap kritikan. Mereka menahan wartawan, akademisi dan politisi.