REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia AirAsia angkat suara terkait rilis laporan akhir investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang kecelakaan penerbangan AirAsia Indonesia QZ8501.
"Pertama-tama, AirAsia mengucapkan duka cita yang mendalam bagi pelanggan dan awak pesawat kami yang telah berpulang kepada Tuhan YME dalam tragedi ini. Perhatian dan doa kami akan selalu bersama dengan keluarga dan sahabat dari mereka yang berada dalam penerbangan QZ8501," ujar Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (1/12).
Ia menjelaskan, sesuai dengan yang tercantum di dalam laporan final tersebut, KNKT menekankan penyebab dari peristiwa QZ8501 adalah kombinasi dari berbagai faktor. Selama proses investigasi, prioritas AirAsia mendukung secara penuh dan bekerja sama dengan tim investigasi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada KNKT dan seluruh pihak yang terlibat dalam investigasi. Ada banyak pelajaran yang dapat diambil bagi industri penerbangan secara keseluruhan dan kami senantiasa berdedikasi dalam memastikan standar keselamatan AirAsia Indonesia tetap berada pada level tertinggi di industri," lanjutnya.
Setelah tragedi QZ8501, ia mengatakan, AirAsia menggandeng mantan regulator FAA dan Bureau Veritas untuk memberikan rekomendasi dalam peningkatan standar keselamatan AirAsia. AirAsia juga melakukan beberapa inisiatif safety sebelum laporan KNKT dikeluarkan, termasuk menambahkan pelatihan upset recovery ke dalam silabus recurrent training.
Ia menambahkan sesi pelatihan simulator dalam pelatihan awal, dan implementasi sistem AIRMAN yang akan memberikan pengawasan secara real time terhadap aircraft fault messages.
"AirAsia berkomitmen untuk secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan proses keselamatan agar sesuai dengan standar keselamatan internasional yang tertinggi. Keselamatan penumpang dan awak pesawat kami senantiasa dan akan terus menjadi prioritas utama AirAsia," tambahnya.