Rabu 02 Dec 2015 11:45 WIB

Mesir Ingin Ambil Alih Posisi Turki, Bisakah?

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID,   ANKARA--Mesir sedang berusaha mengisi ruang kekosongan perdagangan Rusia dengan Turki yang disebabkan oleh sanksi yang dijatuhi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ankara. Sanksi ekonomi tersebut muncul setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia yang melanggar wilayah udara Turki 24 November lalu.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Mesir telah meminta Rusia  memberikan daftar barang yang dilarang atau dibatasi untuk impor dari Turki ke Rusia. Ini dilakukan agar Mesir bisa menggantikannya dengan produk-produk Mesir.

"Mesir tertarik untuk memenuhi kebutuhan pasar Rusia, terutama yang berasal dari Turki, mengingat keputusan Rusia untuk membatasi impor Turki di Rusia," kata pernyataan tersebut.

Rusia melarang impor buah dan sayuran sebesar 66 persen. Begitupula  terhadap pakaian dan kulit dari Turki. Namun kesanggupan Mesir diragukan.

"Mesir tidak bisa mengisi kesenjangan perdagangan yang ditinggalkan oleh Turki," ujar Kepala Analisis Timur Tengah dan Afrika Utara Edward Coughlan kepada Anadolu Agency, Senin (30/11).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement