Kamis 03 Dec 2015 06:18 WIB
Turki vs Rusia

Rusia Tunjukkan Bukti Turki Beli Minyak ISIS

Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menerbitkan gambar satelit yang diklaim sebagai bukti bahwa pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya mendapat keuntungan dari penyelundupan ilegal minyak dari wilayah kekuasaan ISIS.

Kementerian Pertahanan Turki menerbitkan gambar satelit yang menunjukkan truk minyak tengah mengisi muatan di instalasi yang dikontrol ISIS di Suriah sebelum melewati perbatasan masuk Turki.  Dalam gambar itu juga diberi keterangan bahwa truk bisa melewati perbatasan Turki-Suriah tanpa ada larangan dari penjaga perbatasan Reyhanli.

Pejabat Rusia tidak memberikan rincian bukti langsung keterlibatan Erdogan dan keluarganya. Tuduhan tersebut sempat dibantah Presiden Turki. Tuduhan tersebut merupakan rangkaian peningkatan ketegangan kedua negara setelah Turki menembak jatuh pesawat militer Rusia di dekat perbatasan Suriah bulan lalu.

"Turki merupakan konsumen utama minyak yang dicuri dari pemilik sah Suriah  dan Irak," ujar Wakil Menteri Rusia Anatoly Antonov seperti dikutip the Independent.

Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterima, pemimpin Turki, Presiden Erdogan dan keluarganya terlibat dalam bisnis tersebut.

Dia mengungkapkan bahwa anak presiden Turki mengepalai salah satu perusahaan minyak terbesar dan anak tirinya menjadi menteri energi. "Bisnis keluarga yang luar  biasa," ujarnya.

 Kementerian Pertahanan Rusia juga menuduh bahwa jaringan kriminal yang menyelundupkan minyak ke Turki juga menyediakan senjata, peralatan, dan pelatihan kepada ISIS.

Presiden Turki membantah hal tersebut dengan mengatakan tak ada seorang pun yang berhak menuduh Turki membeli minyak dari ISIS. Bahkan, dia mengungkapkan akan mundur jika tuduhan tersebut terbukti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement