REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengecam penembakan di Pusat Layanan Disabilitas San Berbardino, Rabu (2/12), yang menewaskan 14 orang. Menurutnya, pola penembakan massal di AS tidak sejajar dengan tempat lain di dunia.
"Kami belum tahu banyak, (penembakan) masih dalam situasi aktif. Ini bisa muncul dan akan ada beberapa korban, kami sungguh berduka atas korban dan keluarganya," kata Obama dilansir dari the Independent, Rabu (2/12).
Ini merupakan kali ketujuh Obama mengecam penembakan massal dalam lima bulan terakhir. Sampai saat ini, AS belum mengetahui motif penembak. Namun, Obama menghimbau agar dilakukan langkah yang bisa membuat Amerika lebih aman.
Obama menyerukan perubahan Undang-undang tentang senjata. Hal ini mencakup melakukan pemeriksaan latar belakang yang kuat dan hukum keamanan senjata. Meski dinilai tidak bisa menghilangkan penembakan massal, tetapi cara itu bisa mengurangi tindakan yang sering terjadi di Amerika. (San Bernardino Diserang Kelompok Bersenjata).
"Kami memiliki daftar (TSA) orang-orang yang tidak boleh terbang dengan pesawat. Orang-orang tidak bisa terbang, tapi sekarang mereka bisa pergi ke toko dan mendapatkan senjata api dan itulah hukum yang perlu diubah," katanya.