REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengumpulkan dana untuk amal bisa dilakukan dengan berbagai upaya unik. Hal inilah yang pernah dilakukan presenter yang juga mantan vokalis band Eddi Brokoli.
Pria yang popular dengan rambut kribo tebalnya ini pernah punya pengalaman mengesankan berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk anak-anak penderita kanker pada 2013. Dalam gerakan bernama 'Shave for Hope', ia sempat mencukur rambut yang jadi ciri khasnya sampai habis demi membantu anak-anak yang membutuhkan.
"Rambut saya dilelang seharga 160 juta," ujar Edi saat 'curhat' di hadapan puluhan peserta dalam acara Let's Get Social di Microsoft Indonesia, Selasa (1/12).
Kini, presenter asal Bandung itu memang tidak lagi melakukan hal sama. Ia sekarang melakukan hal berbeda dalam mengumpulkan dana. Yakni dengan melakukan penggalangan 'Shave for Hope' secara online. Menurut dia, metode ini tidak kalah sukses.
"Bedanya, tahun 2015 ini kami melakukan fundraising secara online lewat Kitabisa.com, dan ternyata jauh lebih sukses. Totalnya kita berhasil menggalang lebih dari 560 juta," kisahnya seperti dikutip dari keterangan pers diterima republika.co.id.
Siapa sangka, gerakan ini ternyata menginspirasi banyak selebritas lain melakukan hal yang sama. Di antara yang terlibat adalah Indra Bekti, Tora Sudiro, dan Omesh.
Menurut Edi, selain lebih viral, ada beberapa kelebihan dalam melakukan penggalangan dana secara online. Yakni bisa lebih transparan karena menampilkan jumlah dana yang terkumpul dan daftar orang yang berdonasi. "Platform online juga mempermudah kita melaporkan penggunaan dana ke donatur", tambah Edi.
'Lets Get Social' merupakan pertemuan yang dikhususkan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk saling berbagi pengalaman terkait penggunaan teknologi digital. Acara ini dihadiri 50 peserta dari organisasi sosial yang bergerak di berbagai bidang, seperti kesehatan, pemberdayaan wanita, kemanusiaan, dan teknologi.
Menurut Iqbal Hariadi dari Techsoup Asia, Let's Get Social sudah dilaksanakan di tiga kota berbeda dan akan terus diadakan secara rutin. "Tujuannya untuk membentuk komunitas LSM yang bisa saling berbagi best practice penggunaan teknologi digital, sehingga dampak sosial yang dihasilkan LSM jauh lebih besar dan berkelanjutan", ujarnya.