REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebelum wafat, Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf, menuliskan sebuah puisi. Puisi itu ditujukan untuk sahabat dan panutannya almarhum KH. Muslim Imampuro, Klaten yang dikenal dengan sebutan Mbah Lim.
Ketua Umum PBNU Sultan Fatoni memberikan salinan puisi yang dituliskan almarhum Slamet pada Selasa (1/12) atau sehari sebelum kepergiannya. Puisi karangannya dibagikan kepada grup komunikasi almarhum dengan kawan PBNU lainnya. (Baca: Slamet Effendy Yusuf Ternyata Idap Sakit Jantung Kronis)
"Selasa yang lalu beliau sudah memberi tanda-tanda ke kami juniornya di PBNU. Beliau tulis puisi. Beliau rindu temennya KH. Muslim Imam Puro Klaten. Waktu itu di share di grup Whatsapp PBNU," ungkapnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (3/12).
Sultan mengaku tidak menyangka kalau puisi tersebut adalah kalimat terakhir yang dibuat almarhum. Almarhum memang berhubungan dekat dan menjadikan Mbah Lim sebagai panutan.
Berikut adalah petikan puisi yang dibuat almarhum sebelum wafat,
'Nostalgia adalah jejak mbah.
Mbah lim telah wafat.
Sekalipun jejak adalah fiil madli yang mabni.
Tetapi kerinduan sahabat adalah misteri.
Hal ini,
Berderet di barisan belakang adalah sahabat yang seolah hilang.
Di mana Anda sekarang?'