REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengaku bangga atas`terpilihny tari Bali menjadi warisan budaya tak benda UNESCO.
Ia menegaska menyambut baik dan apresiasi atas prestasi membanggakan tersebut.
"Saya mengapresiasi dan menyambut baik, bahwa kekayaan budaya Indonesia diakui sebagai kekayaan budaya dunia. Tentu ini membanggakan," kata Anies Baswedan yang juga sebagai Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, melalui keterangan pers, Kamis (3/12).
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengataka, dengan penetapan Tari Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda ini, maka Indonesia telah memiliki tujuh elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Enam elemen dari Indonesia yang telah terdaftar sebelumnya, yakni wayang dan keris pada 2008 serta batik di 2009. Kemudian, angklung pada 2010, tari saman di 2011 dan noken Papua pada 2012. Satu program pendidikan dan pelatihan tentang batik lainnya juga telah ditetapkan pada 2009.
Dengan terpilihnya budaya tak benda Indonesia ini, Anies berpendapat, Indonesia pun memiliki konsekuensi untuk lebih bekerja keras. Dalam hal ini agar bisa mempertahankan dan mengelola semua proses pengakuan, baik di level nasional maupun internasional.
Sebelumnya, sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Windhoek, Namibia, Selasa (2/12) telah menetapkan tiga genre Tari Bali, yang terdiri atas sembilan Tari Tradisional Bali sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Kesembilan Tari Bali tersebut adalah Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tarian sacral.
Di samping itu, Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi-sakral. Selanjutnya, tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket “Kuntisraya”, yang digolongkan sebagai tarian hiburan.