REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan mendiang Slamet Effendy Yusuf merupakan sosok yang selalu berupaya membangun toleransi beragama di Indonesia. "Beliau dimanapun selalu bicara tentang bagaimana toleransi harus di bangun di republik tercinta ini," kata Lukman saat ditemui di rumah duka Slamet di komplek perumahan Citra Gran Cibubur Kabupaten Bogor, Kamis (3/12).
Lukman mengatakan, Slamet memiliki kemampuan dalam mengaitkan nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai keindonesiaan.
"Yang nampak pada diri almarhum adalah kemampuannya yang senantiasa mengaitkan nilai-nilai keislaman dengan nilai-nilai keindonesiaan kita. Jadi wawasan kebangsaan beliau selalu menonjol dan terlihat. Itulah yang membuat kita merasa kehilangan," kata dia.
Selain itu, Lukman menilai Slamet juga memberikan kontribusi besar dalam membangun kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Terkait kerukunan umat beragama, kontribusinya cukup besar membangun kerukunan beragama. Beliau banyak sekali berbicara isu ini dan kontribusinya sangat dirasakan tidak hanya di Kemenag tapi juga di MUI beliau juga membidangi kerukunan umat beragama," kata dia.
"Sekali lagi kita kehilangan tokoh yang sangat moderat yang menjunjung tinggi nilai ahlul sunnah wal jamaah dan menjunjung tinggi keindonesiaanya," ujar Lukman.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia pada Rabu (2/12) malam sekitar pukul 23.00 WIB di Bandung, Jawa Barat, dalam usia 67 tahun. Jenazah Slamet telah dibawa ke Purwokerto dari Cibubur sekitar pukul 11.30 WIB untuk dimakamkan di Pesantren Al Azhari di Lesmana Kecamatan Haji Barang Purwokerto, Jawa Tengah.