REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan stok beras nasional cukup bagi penyaluran beras untuk masyarakat sejahtera ke-13 dan ke-14.
Ia menuturkan, pada Agustus 2015, stok beras Bulog secara nasional sebanyak 1,7 juta ton, persediaan tersebut aman untuk mencukupi kebutuhan hingga bulan Februari 2016.
"Ketika didistribusikan rastra ke-13 maka stok tetap aman karena bulan September lalu pun ada panen raya di Sumatra Barat, Sumatra Utara dan panen raya di berbagai daerah termasuk Jateng, Jatim, Jabar, dan NTT," kata Khofifah, dalam rilisnya kepada Republika.co.id, Kamis (3/12).
Sesuai bagian paket kebijakan ekonomi yang diumumkan Presiden Jokowi beberapa bulan lalu, salah satunya adalah adanya dua kali tambahan rastra ke-13 dan ke-14.
"Secara nasional total 15,5 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat. Setiap keluarga mendapat 15 kilogram beras," tambahnya.
Ia menuturkan penerima rastra adalah masyarakat dengan status sosial ekonomi 25 persen terendah. Bantalan sosialnya adalah rastra ke-13 dan ke-14.
Kepala Bulog Divisi Regional Bali I Wayan Budhita menegaskan, penggelontoran beras miskin atau yang lebih dikenal dengan raskin juga sangat besar pengaruhnya untuk menekan laju inflasi, apa lagi saat ini ada raskin bulan ke-13 dan ke-14.
“Itu juga dimaksudkan supaya di akhir tahun masyarakat tidak perlu khawatir dengan keberadaan beras karena pemerintah sudah menyiapkan program raskin,” ujarnya.
Menurut Budhita, pada saat high level meeting TPID di Bank Indonesia salah satu yang perlu ditindaklanjuti untuk mengantisipasi gejolak harga adalah mengawal terus harga-harga kebutuhan pokok sampai dengan akhir tahun.
“Faktor komoditas pangan dan sembako besar pengaruhnya (untuk laju inflasi),” jelasnya.