REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badan pengawas nuklir PBB IAEA mengonfirmasi dugaan Iran telah membuat program desain senjata nuklir hingga 2013. Selain itu Iran juga melakukan sejumlah studi sporadis mengenai senjata nuklir sebelum menghentikan seluruh aktivitas itu pada 2009.
Pemerintah Iran, Rabu (2/12), membantah program itu ada dan mengumumkan penyelidikan Badan Energi Atom Internasional itu ditutup.
Di Washington, departemen luar negeri mengatakan laporan IAEA itu adalah bukti kesimpulan pemerintah AS sendiri.
"Laporan IAEA konsisten dengan apa yang telah lama dinilai AS. Kami pertama kali mengumumkannya dalam perkiraan intelijen nasional kami pada 2007 bahwa Iran memiliki program nuklir yang dihentikan pad 2013," ujar juru bicara departemen luar negeri AS Mark Toner, dikutip dari Guardian, Kamis (3/12).
Toner mengatakan IAEA tdak menemukan bukti aktivitas senjata usai 2009 sehingga investigasi bisa ditutup.
Laporan IAEA ini telah lama ditunggu. Laporan ini justru lebih rinci dan definitif dari yang diperkirakan para pengamat.
"Penilaian keseluruhan badan adalah ada aktivitas yang relevan dengan pengembangan alat peledak nuklir di Iran sebelum diakhiri pada 2003. IAEA tidak mempunyai indikasi kredibel Iran mengembangkan alat peledak nuklir setelah 2009," ujar IAEA dalam laporannya.
Baca juga:
5 Penembakan Massal Paling Mematikan di AS Selama 2015
PM Irak: Pengerahan Pasukan AS adalah Agresi
Pengadilan Inggris Perintahkan Penangkapan Bankir Putin
Astagfirullah... Alquran Diberondong Peluru Tergeletak di Depan Toko