Jumat 04 Dec 2015 17:00 WIB

BKPM Gandeng Bank UOB Fasilitasi Investasi Asing Masuk ke Tanah Air

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Gedung Bank UOB Indonesia
Gedung Bank UOB Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – United Overseas Bank (UOB) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) melakukan penandatanganan kerja sama Memorandum of Understanding (MOU) untuk meningkatkan investasi asing langsung dan perdagangan ke Indonesia. Penandatanganan MOU ini merupakan kolaborasi pertama kalinya antara BKPM dengan bank swasta asing di kawasan Asia Tenggara.

MOU ditandatangani oleh Deputy Chairman and Chief Executive Officer UOB Wee Ee Cheong, dan Kelapa BKPM Franky Sibarani, di Singapura, Jumat (4/12). Dengan kerja sama tersebut, nasabah korporasi UOB dapat mengajukan izin prinsip di Singapura tanpa harus berkunjung ke Indonesia. Izin prinsip merupakan izin yang pertama kali perlu didapatkan oleh perusahaan asing untuk dapat membentuk badan usaha di Indonesia.

Layanan tersebut adalah pertama kalinya di Singapura dan disediakan oleh UOB melalui kantor perwakilan BKPM, Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC), di Singapura. Selain membantu investasi ke Indonesia, UOB juga akan membantu investor-investor Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri melalui IIPC.

Wakil Direktur Utama UOB Indonesia, Iwan Satawidinata mengatakan, Indonesia menjadi tujuan investasi utama bagi perusahaan-perusahaan global dan Asia. Dalam periode sembilan bulan pertama di 2015, arus masuk investasi asing langsung ke Indonesia terus bertambah dan saat ini telah berjumlah 21,3 miliar dolar AS, atau naik sebesar 16,9 persen dibandingkan periode yang sama di 2014.

Sebanyak 52 persen dari total nilai investasi asing langsung ke Indonesia berasal dari negara-negara di kawasan Asia. Singapura menjadi negara Asia yang memiliki jumlah investasi terbesar (16 persen) disusul dengan Malaysia (13,6 persen), Jepang (11,6 persen), Korea Selatan (4,7 persen), dan Cina (3,86 persen).

Iwan  menyatakan, konektivitas perdagangan Indonesia dengan kawasan regional semakin meningkat dan melahirkan peluang bisnis yang tinggi, terutama dengan kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam waktu dekat. "Selain memaksimalkan kehadiran MEA, perdagangan dan investasi antara Cina dan Indonesia akan terus berkembang dengan adanya inisiatif One Belt One Road (OBOR) yang dicanangkan oleh pemerintah Cina.

Kolaborasi antara BKPM dengan UOB yang memiliki lebih dari 200 cabang di Indonesia akan memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan untuk memaksimalkan trend pertumbuhan ini" jelasnya dalam keterangan resmi.

Menurutnya, kerja sama dengan BKPM akan semakin meningkatkan konektivitas UOB di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN dan negara pilihan investor dikarenakan meningkatnya masyarakat kelas menengah, konsumsi domestik yang tinggi serta sumber daya alam yang berlimpah.

Dia menilai, perusahaan-perusahaan semakin menunjukkan minatnya untuk memperluas usahanya di Indonesia untuk melayanani kebutuhan kelas menengah. "Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan tingkat urbanisasi, perusahaan yang mampu menawarkan produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan kelas menengah Indonesia akan mendapatkan posisi yang baik untuk pertumbuhan bisnisnya" ucap Iwan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement