Jumat 04 Dec 2015 20:13 WIB

Bendera 'Bintang Bulan' Berkibar di Aceh Utara

Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE  -- Bendera "Bintang Bulan" ditemukan berkibar di sejumlah daerah di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, terkait dengan peringatan Milad ke-39 Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Jumat (4/12).

Dari beberapa lokasi yang diperoleh informasi, bendera Bintang Bulan yang masih dalam tahap negosiasi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Aceh tersebut, sempat berkibar namun tidak diketahui siapa yang menaikkannya.

Seperti di Desa Trieng, Kecamatan Lhoksukon, ditemukan selembar bendera Bulan Bintang sempat berkibar di atas pohon mahoni dengan ketinggian 25 meter.

Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi melalui Kapolsek Lhoksukon Iptu Hendra Gunawan Tanjung mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat tentang pengibaran bendera Bulan Bintang tersebut, kemudian langsung ke lokasi untuk mengecek kebenarannya.

Sekitar pukul 07.30 WIB, sejumlah personel polisi bersama Danramil setempat langsung ke lokasi dan menurunkan bendera Bulan Bintang yang telah diikat di atas pohon mahoni.

"Tadi sekitar pukul 07.30 WIB, saya bersama Danramil serta sejumlah personel lainnya langsung ke lokasi pengibaran bendera tersebut, kemudian langsung kita amankan," ujar Hendra Gunawan.

Hendra menambahkan, bendera tersebut berukuran 120 x 80 dan diselipkan selembar karton yang bertuliskan "ASNLF Seulamat Ulang Thon Aceh-Meurdeka ke 39 (1976-2015)".

Bendera Bulan Bintang itu telah diamankan di Mapolsek Lhoksukon dan pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku, serta terus melakukan patroli-patroli ke setiap daerah.

Kapolsek Muara Batu Iptu Ridwan MY mengatakan, pihaknya telah menurunkan bendera Bulan Bintang sebanyak tiga lembar yang disangkutkan di atas pohon kapuk.

"Kami menjalankan perintah dari atasan, bahwa tidak ada yang mengibarkan bendera Bintang Bulan menjelang dan pada Milad GAM. Kita juga belum tahu siapa pemilik bendera tersebut," ujar Iptu Ridwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement