REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu NU) menjadi benteng bagi akidah warga Nahdliyyin. Terutama, para jamah haji dan umrah di Tanah Suci.
“Saat ini begitu besar ancaman masuknya paham lain melalui ibadah haji dan umrah. Misalnya, ada pembagian buku-buku gratis di bandara bermuatan faham tertentu,” ungkap Pimpinan Pondok Pesantren Khas Kempek, Cirebon, KH Musthofa Aqil Siraj, saat pembukaan Muktamar I Asbihu NU di Cirebon, Sabtu (5/12).
Menurut Adik Kandung Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj pengaruh paham yang menyeleweng dari Ahlusunnah wal jamaah ini begitu massif karena dibiayai kekuatan finansial yang besar. “Ada kelompok yang dibiayai negara tertentu,” kata dia.
Muktamar bertemakan Membangun Kualitas Kelembagaan dan Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah yang Profesional sesuai Ajaran Ahlulsunnah Waljamaah ini dihadiri 51 Pengurus Asbihu NU, 27 Pengurus Wilayah dan Cabang NU, serta 142 pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).