REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI dinilai perlu membina pengemudi angkutan umum di wilayah setempat menyusul kecelakaan yang kerap terjadi.
Kecelakaan tersebut salah satunya terjadi pada Ahad (6/12). Belasan orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tabrakan antara KRL Commuter Line dengan Metromini di pintu perlintasan Angke, Jakarta Barat. Dalam insiden tersebut, Metro Mini tersebut sempat terseret hingga 200 meter dan membentur peron Stasiun Angke. Kecelakaan tersebut diduga terjadi lantaran Metromini jurusan Kalideres-Grogol itu menerobos pintu perlintasan kereta api.
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengakui, selama ini memang perlu ada upaya pembinaan yang dilakukan terhadap para pengemudi angkutan umum, tidak hanya Metromini tapi juga Kopaja, Mikrolet, dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Pembinaan ini dinilai perlu dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
''Ditambah pendidikan mereka (para pengemudi angkutan umum) rata-rata rendah dan memang tidak pernah dibina oleh Pemprov DKI Jakarta, jadi wajar bila mereka ugal-ugalan,'' ujar Darmaningtyas kepada Republika, Ahad (6/12).
Nantinya, program pembinaan ini diharapkan bisa membuat para pengemudi angkutan umum untuk bisa tertib, baik dalam berlalu lintas maupun dalam peningkatan kesadaran soal keselamatan penumpang.
''Jadi kalau mau pengemudi angkutan umum tertib, ya harus dibina, kalau dibina tidak bisa, baru boleh dibinasakan. Tapi kalau tiba-tiba dibinasakan, ya tidak adil,'' ujar pria yang juga menjabat Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRA) tersebut.