REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pengamat politik Lembaga Kajian Politik Islam dan Pancasila Yudha Firmansyah mengatakan, tidak sulit menakar pemenang Pilkada Tangsel. Alasannya, peta kekuatan tiga pasangan calon sudah sering diuji dan dikaji.
“Indikatornya sederhana, hasil survei. Hasil survei beberapa lembaga menunjukkan tidak ada perubahan siginifikan. Incumbent (Airin-Benyamin) tetap unggul," katanya saat dihubungi wartawan, Ahad (6/12).
Menurut Yudha, pasangan Airin-Benyamin terlalu kuat untuk dikalahkan. Sebab, kata dia, pasangan ini memiliki infrastruktur politik yang solid serta tersebar merata di seluruh kecamatan hingga TPS.
"Saya lihat mereka sudah bekerja efektif sejak jauh hari. Di sinilah kuncinya kenapa walaupun pasangan ini sering diterpa isu negatif, di bawah tidak terjadi turbulensi pemilih," kata dia.
Indikator lain menurut Yudha adalah penampilan masing-masing paslon ketika debat kandidat beberapa hari lalu. Bagi Yudha, perilaku tiap pasangan calon mencerminkan tingkat kepercayaan diri masing-masing atas gambaran hasil Pilkada.
"Saya tidak mau mengatakan bahwa mereka sudah sama-sama tahu hasilnya nanti. Tapi attitude mereka kira-kira mengarah ke situ," ujar dia.
Calon Wali Kota Nomor Urut 1 Ikhsan Modjo, masih kata Yudha, memang tampil agresif dan percaya diri. Ini terutama terlihat dari materi yang disampaikan kerapkali menyerang Airin-Ben.
"Namun gaya komunikasi Ikhsan yang datar membuat serangan itu tumpul dan mudah dipatahkan," ujar dia berpendapat.
Materi yang disampaikan Ikhsan dalam debat, diakuinya, cukup bagus. Tetapi, ia menilai Ikhsan seperti menganggap panggung debat seperti forum diskusi.
"Terlalu hati-hati. Perhatiannya lebih ke catatan dan Paslon nomor 3. Tidak tampak obsesi memengaruhi pilihan publik," kata Yudha.
Pun dengan calon wali kota nomor urut 2, Arsid. Ia menilai, penyampaian Arsid terlalu normatif. Banyak hal yang disampaikan masih bersifat umum serta belum menyentuh tataran aksi dan implementasi.
"Terpenting, ia juga lupa debat itu adalah panggung kampanye untuk meyakinkan publik," kata dia.
Hal beda ditampilkan Airin maupun Benyamin. Penampilan pasangan ini menurut Yudha. layaknya orang yang sudah tahu gambaran hasil Pilkada. Di samping tetap berusaha meyakinkan publik di atas panggung, mereka pintar mengendalikan diri.
"Tetap cool, kalem, percaya diri. Sama sekali tak terpancing dengan serangan," ungkapnya.
Sikap demikian, sambungnya, sulit terjadi jika tidak didasari oleh sebuah kesadaran dan keyakinan sebelumnya. Yakni, kesadaran bahwa dalam panggung debat mereka sebenarnya sedang berkomunikasi dengan publik, dan keyakinan bahwa mereka akan menang di Pilkada nanti.