REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembalinya keanggotaan Indonesia di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) diyakini akan efektif menarik investasi energi dari negara anggotanya. Tenaga Ahli Tim Harga Minyak Mentah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maizar Rahman menguraikan, negara-negara OPEC di kawasan Teluk Persia memiliki hasil minyak yang jumlahnya mencapai triliunan. Selama ini, dana itu diinvestasikan di negara-negara barat.
Ia menilai Indonesia harus dapat menarik investasi tersebut, terutama untuk bidang industri, energi maupun pertanian. "Saya kira forum OPEC dapat dimanfaatkan untuk melancarkan diplomasi ekonomi tersebut," kata dia, Ahad (6/12).
Dengan kembalinya Indonesia bergabung di OPEC, kata dia, keunggulan diplomasi politik luar negeri juga akan didapat. Biasanya antar negara OPEC saling bantu dalam mendukung posisi anggota mereka dalam kebijakan luar negeri tertentu, misalnya dalam masalah keanggotaan berbagai lembaga dalam forum PBB dan masalah intervensi keutuhan negara RI.
Karena Indonesia masih berstatus importir, maka peran Indonesia di OPEC lebih difokuskan dalam dialog antara produsen dan konsumen energi. Apalagi Indonesia, selain sebagai anggota di OPEC, yaitu lembaga yang mewakili produsen energi, juga sebagai anggota di International Energy Agency (IEA).
IEA merupakan suatu lembaga yang seluruh anggotanya merupakan konsumen atau importir minyak dan energi. "Jadi Indonesia dapat mengambil peran sebagai mediator antara kedua lembaga tersebut," ujarnya.
Baca juga: Keanggotaan RI di OPEC Dinilai Perlu Diimbangi Diversifikasi Energi