REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa, Inggris dan Jerman menyelenggarakan konser perubahan iklim Uni Eropa di Taman Menteng, Jakarta yang bekerjasama dengan festival musik lokal RRREC Menteng. Konser dimaksudkan untuk menyoroti pentingnya memerangi perubahan iklim yang secara paralel dengan Konferensi Iklim COP21 di Paris.
Konser diselenggarakan Ahad (6/12) sukses menampilkan band populer Indonesia Indische Party serta kolaborasi musik yang unik dengan Frau Yogyakarta dan Panduan Suara Dialita Jakarta. Para seniman hendak membantu meningkatkan kesadaran perubahan iklim dengan mengingatkan penonton dari tindakan pribadi yang individu dapat mengambil untuk menjadi lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Beberapa proyek Uni Eropa berfokus pada pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia juga memamerkan kegiatan mereka selama konser. Pengunjung bisa melihat produk eco-handwoven dan belajar tentang aspek Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan (FLEGT) proyek kehutanan pendukung di Indonesia.
"Ini adalah waktu bagi semua orang untuk bergabung dengan upaya melawan perubahan iklim dari tindakan kecil hingga besar. Apa yang kita lakukan untuk melindungi lingkungan membuat perbedaan," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend dalam siaran persnya ke Republika.co.id.
Uni Eropa dan Indonesia yang mewakili bersama 750 juta orang, berkomitmen menjadi mitra agar dapat berkontribusi signifikan dan bergeser ke arah ekonomi hijau. Ini bertujuan membantu melestarikan, memanfaatkan sumber daya lingkungan berkelanjutan, menghasilkan pertumbuhan, kontribusi untuk pengentasan kemiskinan dan akhirnya menawarkan respon efektif terhadap tantangan perubahan iklim.
"Kita harus meningkatkan kesadaran dan ini juga merupakan tujuan konser hari ini," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik. Satu pekan dari sekarang, Indonesia, Uni Eropa dan hampir 200 pihak lain akan mencapai kesepakatan di Paris tentang bagaimana bersama-sama mengatasi ancaman perubahan iklim. Perjanjian ini bukan tentang pemerintah, namun tentang masyarakat dunia.
Baca juga:
Muslim AS Galang Dana untuk Keluarga Korban San Bernardino
Samsung Akhirnya Mengalah dari Apple, Benarkah?