REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuk pada era globalisasi, Indonesia perlu menguatkan dalam bidang budaya. Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakat dan Kebudayaan (P2KK) LIPI Ahmad Najib Buhari menilai pengaruh kebudayaan di luar Indonesia sangat tinggi.
Melihat dari gandrungnya masyarakat pada budaya K-Pop atau J-Pop menjadi salah satu indikasi kebudayan Indonesia belum dapat berdiri di negaranya sendiri. Menurut Najib, jika Indonesia sudah siap menghadapi globalisasi maka masyarakat tidak hanya menjadi konsumen dari kebudayaan negara lain.
"Misalnya masyarakat kita bukan sekadar konsumen, menjadi pasar besar tapi kita tidak memiliki sesuatu yang kuat untuk bersaing dan diekspor ke dunia luar," ujar Najib di Graha LIPI, Jakarta, Senin (8/12).
Kesiapan Indoensia dalam globalisasi menjadi penting karena perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini tidak bisa dibendung. Setiap individu mudah mengakses segala hal meski terpisah jarak yang begitu jauh.
Ia menjelaskan, seharusnya untuk menguatkan budaya lokal dari gerusan globalisasi penguatan bahasa lokal harus diperkuat kembali. Selain itu, budaya lokal merupakan identitas bangsa yang dapat menjadi modal utama sebagai daya saing dengan negara lain dalam kompetisi di era globalisasi.