“Kasian si Gian bibirnya mangap terus.”
“Hahaha. Iya, bener.”
Ridwan dan Teguh terlibat percakapan seru di sebuah pusat perbelanjaan, Senin (7/12) siang. Dengan wajah antusias, mereka asyik mengomentari karakter komik dan kartun Jepang Doraemon dan teman-temannya yang sedang tampil di panggung pertunjukan.
Komik dan kartun memang identik sebagai hiburan anak-anak. Namun faktanya, Ridwan dan Teguh sudah bukan lagi bocah. Ridwan adalah bapak berumur 50-an tahun, sementara Teguh adalah pemuda 20 tahun.
Ridwan dan Teguh adalah mitra kerja. Mereka bekerja di sebuah perusahaan karpet di Jakarta. Hari tersebut, Ridwan dan Teguh datang ke Surabaya untuk menajajakan karpet mereka dengan desain karakter Doraemon dan kawan-kawan.
Meski bukan lagi anak-anak, seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, keduanya mengenal betul karakter Doraemon dan merasa punya kenangan dengan kisah robot kucing dari masa depan itu.
Mulai 17 Desember hingga 14 Februari, Surabaya menjadi tuan rumah ajang “100 Doraemon Secret Gadget Expo”. Bertempat di Mal Grand City, kegiatan tersebut menyuguhkan pameran serta berbagai kegaitan bertema Doraemon.
Senin (17/12), pameran dibuka untuk publik. Selain para pejabat pemangku kepentingan dan wartawan, hadir dalam acara tersebut rombongan anak-anak sekolah dasar.
Jika Ridwan dan Teguh hanya membagi cerita seru di antara mereka setengah berbisik, anak-anak ini jelas yang paling heboh.
Merekalah yang sangat gaduh dan terlihat gembira melihat aksi Doraemon dan teman-temannya di atas panggung. Cacilia (11), seorang bocah kelas V SD tak tahan untuk tidak menggunakan ponselnya merekam tingkah lucu karakter-karakter ciptaan seniman Jepang Fujiko Fujio mulai tahun 1969 itu.
“Aku sukanya Nobita. Dia lucu. Aku nonton dari kecil, sekarang juga masih nonton,” kata Cacilia kepada Republika.