Selasa 08 Dec 2015 06:19 WIB
Sidang MKD

Setya Novanto: Seolah-Olah Saya Telah Menjadi Penjahat

Rep: c27/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setya Novanto merasa diserang dengan konteks negatif oleh media cetak mau pun elektronik. Media dinilai melakukan pemberitaan jahat sehingga merusak nama baiknya sejak pelaporan Menteri ESDM Sudirman Said kepada Mahkamah kehormatan Dewan (MKD) DPR yang menyeret namanya pada 16 November 2015 lalu.

"Seolah-olah saya telah menjadi penjahat padahal faktanya tidak demikian," kata Ketua DPR RI Setya Novanto melalui nota pembelaan yang diterima Republika.co.id, Senin (7/11).

(Baca: Setya Novanto Bersikeras Sidang Tertutup, Debat Sidang MKD Setengah Jam)

Setya Novanto menilai, baik media cetak maupun elektronik secara sepihak dan tendensius menuduhkan cap penjahat padanya. Hal tersebut terbukti dari pemberitaan selama berjalannya persidangan di MKD sejak pekan lalu.

"Saya merasa telah dikorbankan dan dirusak nama baik saya secara sistematis," ujar politisi Partai Golkar.

(Baca: Jokowi Marah Setelah Membaca Transkrip Lengkap Rekaman)

Dengan pemberitaan yang buruk, secara langsung, harkat dan martabatnya baik secara pribadi maupun dalam keanggotaan DPR RI telah dirusak. Sehingga ia mengharapkan agar anggota MKD tidak tersesatkan dalam opini yang merugikannya dalam hasil persidangan yag akan diputuskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement