REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MKD menggelar sidang ketiga terkait kasus permintaan saham yang menyeret Setya Novanto. Tanpa terduga, Kahar Muzakir menjadi pimpinan dalam sidang tersebut.
Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari Fraksi Nasdem, Akbar Faisal, mengaku kaget dengan duduknya Kahar Muzakir menjadi pimpinan sidang MKD yang digelar, Senin (7/12). Bahkan, tanpa ragu ia mengatakan terdapat konflik kepentingan di tengah anggota MKD, yang membuat Kahar Muzakir bisa menjadi pimpinan sidang.
"Sejujurnya saya kaget, ini konflik kepentingan," kata Akbar, Senin (8/12).
Sayang, Akbar tidak berkenan menjelaskan lebih dalam ketika dipertegas lagi konflik kepentingan apa yang ia maksud, tentang duduknya Kahar Muzakir menjadi pimpinan sidang. Terkait isi sidang, ia menerangkan kalau Setya Novanto tetap berpegang teguh untuk membela diri, dan terus membantah tuduhan yang tertuju pada dirinya.
MKD memang telah menggelar sidang terkait kasus permintaan saham dan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang diduga dilakukan Ketua DPR RI Setya Novanto. Saat menghadiri ruangan sidang, ia sempat memainkan trik dengan menyiapkan barikade Pengamanan Dalam di eskalator, sedangkan ia datang lewat pintu samping.
Sidang tersebut merupakan lanjutan dua sidang papa minta saham, yang telah digelar sebanyak dua kali. Dua sidang terdahulu, telah menghadirkan Menteri ESDM Sudirman Said dan Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, serta telah memperdengarkan alat bukti rekaman percakapan Setya Novanto.