Selasa 08 Dec 2015 13:27 WIB
Engeline Tewas

Saksi Kesal Dibohongi Margriet Soal Hilangnya Engeline

Terdakwa kasus pembunuhan anak, Margriet Megawe (tengah) digiring petugas kejaksaan saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin (7/12).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Terdakwa kasus pembunuhan anak, Margriet Megawe (tengah) digiring petugas kejaksaan saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Keterangan saksi Rohana teman dekat Margrit mengatakan merasa dibohongi terdakwa Margriet Megawe dan Agustay Hamdamay yang tidak terbuka terkait hilangnya dan terbunuhnya korban Engeline (8 tahun) yang terkubur di Jalan Sedap Malam, Denpasar, beberapa waktu lalu.

"Saat dikabarkan Engeline menghilang pada 16 Mei 2015, saya yang ikut mencari korban hingga mengantar Margriet melapor kehilangan anaknya itu ke kantor polisi dan ke kepala desa," ujar Rohana dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (8/12).

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga itu, saksi mengaku kecewa dengan Margrit dan Agustay yang dengan sengaja tidak berterus terang kepadanya bahwa Engeline tewas terbunuh.

"Saya sudah dikecewakan ibu Margriet, karena Engeline sudah saya anggap anak saya sendiri dan saya tidak menyangka korban dibunuh dan terkubur di halaman rumah ibu angkatnya itu," ujarnya.

Selain itu, pihaknya saat mengetahui Engeline menghilang ikut mencari Engeline hingga disekitar rumah ibu angkatnya itu, namun dilarang oleh terdakwa untuk mencarinya di sekitar area rumah Margriet.

Ia menuturkan, sudah mengenal terdakwa Margriet sejak lama saat bertemu di Tarakan, Kalimantan Timur yang saat itu belum mengadopsi Engeline. "Saya kenal Engeline saat diadopsi baru berumur tiga hari oleh terdakwa dan sempat dibawa ke rumahnya," katanya.

Ia menerangkan, bertemu terdakwa kembali di Bali saat saksi datang kerumah Margriet pada 25 April 2015 untuk minta pecahan kramik. Pihaknya tidak mengetahui kondisi Engeline selama di rumah ibu angkatnya Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, karena tidak sering berkunjung ke rumah terdakwa.

Ia juga menerangakn, korban Engeline pernah dititipkan kepada saksi pada Tahun 2013 saat hendak terdakwa keluar kota. Saat itu, Engeline hanya dititipkan selama satu malam. Kemudian, diserahkan Engeline kepada pamannya bernama Ade dan tidak mengetahui kapan Margrit balik ke Bali.

Setelah, korban sudah masuk ke bangku pendidikan sekolah dasar, pihaknya melihat kondisi tubuh Engeline tampak kurus. Sebelumnya, bocah Engeline yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Sanur, Denpasar menghilang dari rumahnya pada 16 Mei 2015. Namun, Engeline ditemukan meninggal terkubur di halaman rumah ibu angkatnya Margriet Megawe pada 10 Juni 2015.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement