Selasa 08 Dec 2015 13:57 WIB

Pemerintah akan Kawal Investasi Pabrik Otomotif

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
(dari kiri) Wakil Presiden Toyota Motor manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahyono, Menteri Perindustrian Saleh Husin melihat pengecekan kualitas mobil usai line off Toyota Innova di pabrik PT TMMIN, Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/11).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
(dari kiri) Wakil Presiden Toyota Motor manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahyono, Menteri Perindustrian Saleh Husin melihat pengecekan kualitas mobil usai line off Toyota Innova di pabrik PT TMMIN, Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pemerintah memastikan akan mengawal pabrikan otomotif yang membangun industri di Indonesia. Menurut Menteri Perindustrian Saleh Husin, iklim investasi dan usaha harus terus dijaga untuk menumbuhkan aktivitas industri yang bernilai tambah dan membuka lapangan kerja.

"Kita harus merawat investor global yang menanamkan modal di industri otomotif Indonesia, dan memastikan bahwa mereka benar-benar berproduksi," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (8/12).

Saleh telah memastikan rencana dan realisasi salah satu investor kendaraan otomotif asal Cina yakni SAIC-GM-Wuling (SGMW) Automobile. SGMW merupakan perusahaan patungan bentukan SAIC Motor Corporation Ltd, General Motors, dan Guangxi Automobile Group.

Di Indonesia, perusahaan tersebut melalui PT SGMW Motor Indonesia telah melakukan peletakan batu pertama pada Agustus 2015 di Kawasan Industri Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan pabrik perakitan mobil MPV tersebut memiliki nilai investasi sekitar 700 juta dolar AS dan bakal menggunakan merek Wuling di Indonesia.

"Mereka juga akan membangun pabrik mesin di Indonesia dan memang idealnya, industri otomotif harus mau serta berani membangun engine factory, dan tidak hanya perakitan saja," kata Saleh.

Meski Wuling diproduksi untuk pasar domestik, Saleh menantang SGMW menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk diekspor ke ASEAN dan Australia. Sebelumnya pabrikan tersebut telah berekspansi ke beberapa negara Afrika , Amerika Latin, dan Asia.

Menurutnya Saleh, salah satu tantangan yang sedang dihadapi oleh produsen otomotif Cina adalah meningkatkan kualitas produksi agar bisa diterima seluruh negara. Selama ini, kualitas dan merek masih menjadi isu utama yang dihadapi oleh produsen otmotif Cina ketika bersaing dengan merek yang sudah mapan. Apalagi selama ini produk otomotif di Indonesia disesaki oleh produk asal Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan AS.

Saleh mengharapkan, kehadiran mobil produksi Cina dapat meramaikan industri kendaraan. Selain itu, dengan adanya investasi baru diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, tenaga kerja yang terserap di sektor industri otomotif mencapai 1,3 juta orang. Sebagian besar tenaga kerja terserap di bidang industri perakitan, industri komponen, perbengkelan dan jaringan purna jual.

Sementara itu, Presiden Direktur SGMW Motor Indonesia Xu Feiyun menargetkan pabriknya akan mulai beroperasi pada Juli 2017 dengan memproduksi mobil Wuling sebanyak 150 ribu unit per tahun. Selain itu, dia juga akan membawa industri komponen ke Indonesia, salah satunya shockbreaker. Industri komponen ini akan bermitra dengan suplier komponen asal Indonesia dan menargetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 50 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement