REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Kepala babi terpenggal ditemukan oleh mahasiswa S-3 Tunisia saat bersiap untuk shalat. Kepala babi tersebut ditemukan di toilet dekat masjid University of Western Australia. Mahdi Faleh yang menemukan kepala babi tersebut menyebut tindakan itu merendahkan dan mengejutkan. Menurutnya, hal itu menyiratkan pesan anti-Muslim yang jelas.
"Perasaan pertama adalah perasaan seseorang yang sedang terancam. Aku tidak berharap untuk melihatnya," kata dia dilansir dari Daily and Sunday Express, Selasa (8/12).
Ia mengatakan, babi dianggap hewan najis oleh Muslim dan menurut Alquran. Ia mengatakan, konsumsi daging babi dilarang dalam ajaran Islam. "Ini bukan karena itu kepala babi, itu bisa apa saja, hewan lain. Itu adalah pesan yang jelas," ujarnya.
Pihak universitas menggambarkannya sebagai tindakan menyedihkan karena terjadi di universitas dan tempat ibadah Muslim UWA. Selain itu, pihak UWA berusaha untuk mendukung budaya inklusif dan toleransi di universitas. Saat ini, mereka juga akan menawarkan bantuan dan dukungan kepada siswa Muslimnya.
Serikat mahasiswa universitas mengatakan, tindakan Islamofobia seperti itu belum pernah terjadi di kampus. Presiden Pemuda Muslim Australia Barat Shameema Kolia mengatakan, sentimen anti-Muslim telah intensif setelah ISIS melakukan serangan dan pembantaian di Paris.
"Peristiwa terjadi di panggung dunia dan kemudian kita melihat konsekuensi di sini, di tingkat lokalnya di Perth," kata Kolia.
Selama bulan terakhir, anti-Islam telah meningkat di Australia. Berbagai kelompok seperti Reclaim Australia mengorganisasi protes terhadap komunitas Muslim, banyak protes yang berubah menjadi kekerasan.