REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi menilai, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sepertinya tidak berdaya berhadapan dengan Ketua DPR Setya Novanto.
"Sidang MKD terhadap teradu yang dilakukan secara tertutup menunjukan, Setya Novanto lebih hebat dan piawai mendikte dan mengelabui MKD. MKD sepertinya tidak berdaya berhadapan dengan bosnya sendiri," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Selasa (8/12).
Dia mengemukakan pandangan itu, terkait sidang Majelis Kehormatan Dewan (MKD) terhadap teradu Novanto yang dilakukan secara tertutup, Senin (7/12). "Inilah keunggulan Novanto selalu keluar dari lubang jarum, dan ini bukan cerita baru. Novanto beberapa kali lolos dari jeratan hukum," katanya.
Karena itu, sidang MKD yang digelar Senin (7/12) bukan klarifikasi Novanto yang menjadi topik berita, akan tetapi ulah Novanto yang minta sidang diundur dan sidang dilakukan secara tertutup dan ternyata disetujui oleh MKD.
Padahal sebelum sidang dimulai, MKD begitu bersikukuh bahwa, sidang harus dilakukan secara terbuka. "Ternyata MKD tidak sehebat ancamannya. Secara politis Novanto di atas angin atas sidang MKD kemarin," katanya.
Dia menambahkan, untuk menghadapi Setya Novanto di sidang MKD, partai politik menyiapkan kader-kader terbaiknya. Tidak heran, bertebaran banyak vokalis senayan yang siap dengan agenda politiknya, namun yang terlihat justru sikap akomodatif dan kompromistis terhadap Novanto yang dikedepankan.
"Apakah hal ini menjadi sinyal bahwa ada intervensi politik dari elit partai atau para pendukung Novanto lebih kuat dibanding yang lawan," katanya dalam nada tanya. Jika itu yang terjadi maka ada upaya melemakan MKD dan parlemen, kata Pembantu Rektor I UMK itu.