REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Beragam cara dilakukan panitia tempat pemungutan suara (TPS) untuk menarik minat masyarakat dalam memberikan suaranya. Salah satunya di TPS VII Kelurahan Sungguminasa, Kec Somba Opu.
Berada di sekitaran jalan Masjid Raya, Gowa, TPS ini menggunakan tenda setengah lingkaran yang didirikan di samping jalan. Di pintu masuk TPS, empat hiasan bunga menjadi tanda. Masyarakat yang akan memilih langsung disambut dua orang panitia yang menggunakan baju adat Bodo, khas Bugis-Makassar.
Hal serupa ditemui saat masyarakat akan mencoblos dan memasukan surat suara di kotak suara. Tiga orang panitia siap menyambut masyarakat dengan pakaian adat.
"Sengaja memang untuk menarik minat pemilih datang ke TPS kami," ujar salah satu panitia TPS, Syamsuddin Dg Gadding, Rabu (9/12).
(baca: Pilkada Manado Batal, Mendagri Tunjuk Pejabat Wali kota Sementara)
Menurut Syamsuddin, pemakaian baju adat ini memang inisiatif dari panitia, tidak ada intruksi langsung dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) ataupun pihak lain. Untuk dana pemakaian baju adat panitia mengeluarkan dana sendiri.
"Ada dana tapi kami gunakan ke hal lain. Ini baju dari tempat saya, saya punya penyewaan baju sendiri untuk pernikahan, jadi saya pakaikan ke panitia saja," lanjutnya.
Pria 45 tahun ini mengatakan, panitia TPS memang mendapatkan dana dari KPU Rp 1 juta. Namun dana itu seluruhnya digunakan untuk operasinal di hari H, termasuk membeli makanan untuk masyarakat yang memilih.
Salah satu pemilih di TPS ini, Rizky menuturkan, pemakaian baju adat oleh panitia TPS ini sangat unik. Masyarakat yang datang ke TPS ini menjadi lebih nyaman dan senang karena disambut dengan panitia yang menggunakan pakaian adat.
"Unik saja. Jarang kan ada TPS seperti ini. Patut dicontoh tempat lain ini," kata Rizky.
(baca juga: Kapolri Perintahkan Penempatan Sniper Saat Pilkada)