REPUBLIKA.CO.ID, HOMS -- Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan pemberontak Suriah mulai meninggalkan daerah terakhir yang mereka kuasai di Kota Homs di bawah kesepakatan gencatan senjata dengan pemerintah.
"Bus pertama telah meninggalkan daerah yang dikuasai pemberontak, yaitu Waer di Homs," kata kelompok itu seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (9/12).
Kesepakatan itu berarti seluruh kota kembali berada di bawah kontrol pemerintah. Oposisi kemudian pergi ke daerah-daerah provinsi Idlib yang masih di tangan pemberontak.
Di bawah gencatan senjata yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bantuan pangan telah mencapai wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun. Di beberapa daerah, pemerintah telah memungkinkan beberapa kelompok untuk menjaga senjata mereka dan mengawasi komunitas mereka sendiri.
Homs pernah dijuluki ibu kota revolusi. Kota ini juga menjadi lokasi beberapa kali protes dilakukan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Protes antipemerintah meletus di Homs pada 2011. Ribuan warga Homs mengambil bagian demonstrasi dan pasukan keamanan dan milisi pro-Assad melakukan tindakan keras yang menewaskan puluhan orang. Pada 2012, militer Suriah mulai operasi besar untuk merebut kembali kota, membombardir wilayah yang dikuasai pemberontak.
Baca juga:
Terlibat Perdagangan Senjata, AS Perluas Sanksi Korut
Tony Abbott: Islam Perlu Reformasi
Komentar Soal Islam, Tony Abbott Disamakan dengan Donald Trump