REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan tantangan yang dihadapi oleh Kota Bogor dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (7/12) lalu. Upaya itu dipaparkan Bima saat menjadi panelis dalam diskusi "Urban Low Emission Development and North-South Cooperation" pada Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-21 atau COP21.
Aacara itu diikuti oleh lebih dari 100 negara anggota. Di hadapan audiens yang terdiri dari aktivis lingkungan hidup, pejabat pemerintah, perusahaan swasta, dan stakeholder internasional lainnya, Bima menjelaskan tantangan dalam perubahan iklim. Yaitu, kenaikan drastis emisi gas rumah kaca dari tahun ke tahun.
"Laporan inventarisasi emisi gas rumah kaca tahun 2014 mencapai 2,6 juta ton karbon dioksida, sebagian besar dari sektor transportasi. Padahal, tahun 2010 baru mencapai 2 juta ton karbon dioksida," kata Bima berdasarkan rilis pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (9/12).
Berangkat dari fakta itu, ia menargetkan penurunan emisi hingga 29 persen di Kota Bogor. Target tersebut sejalan dengan target nasional penurunan emisi gas rumah kaca.
Bima menjelaskan, berbagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yang sudah berjalan di Kota Bogor. Beberapa diantaranya adalah hasil kerja sama dan bantuan dari lembaga nonpemerintah internasional. "Lembaga independen Perancis AFD telah melakukan kajian di Kota Bogor tentang Smart Street Lighting and Climate Change Action Plan, sementara lembaga riset Jepang NIES telah memberikan bantuan alat monitoring penggunaan energi," katanya.
Dilanjutkan Bima, Pemerintah Kota Bogor juga terus melanjutkan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tersebut di tahun depan. Sejumlah program yang dicanangkan yaitu rerouting angkot, bus rapid transit, pembangunan transit oriented development, dan green energy untuk bahan bakar angkot.
Senada dengan paparan Bima, panelis lain juga menyinggung pentingnya usaha bersama semua pihak dalam mengantisipasi perubahan iklim. Sejumlah panelis itu diantaranya Wali Kota Sydney, Australia, Clover Moore; Wali Kota Atlanta, AS, Kasim Reed; Wali Kota Belo Horizonte, Brasil, Marcio de Lacerda; Wali Kota Cape Town, Afrika Selatan, Johannes Merwe; dan Jennifer Layke dari WRI/SE4AIIBEA.