Kamis 10 Dec 2015 18:08 WIB

Sinergi BUMN Dinilai Perlu Diperluas

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara dinilai tidak hanya perlu bersinergi dengan sesama perusahaan pelat merah. Perseroan dinilai harus memperluas sinergi perusahaan untuk meningkatkan sumber pembiayaan.

Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni menilai sinergi antar-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penting dilakukan. Sinergi dinilai ampuh meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, sinergi ini baginya tak hanya cukup dengan sesama BUMN. Menurutnya, sinergi harus dibarengi dengan partner pendanaan. Karena bagaimanapun, proyek pembiayaan infrastruktur tetap membutuhkan pembiayaan.

"Kita kerja sama dengan ada KS ada Petrokimia Gresik. Mereka ada limbah yang kalau tidak dipakai ada masalah. Jadi kami beli dan olah limbah mereka," kata Suparni, Kamis (10/12).

Mengenai sinergi antar-BUMN, Suparni mengungkapkan selama ini perusahaan kerap bekerja sama dengan sesama BUMN dalam mengerjakan satu proyek. Hasilnya, sinergi mampu meningkatkan nilai investasi.

"Sinergi yang kami lakukan dengan BUMN lain sangat menguntungkan, tahun ini Rp 7 triliun investasi dan modal kerja Rp 2 triliun per tahun," kata Suparni.

Dia melanjutkan, Semen Indonesia saat ini sedang gencar meningkatkan pangsa pasar semen di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini karena, pertumbuhan konsumsi semen di dalam negeri meningkat lima persen hingga enam persen per tahunnya. Suparni menyebut, besarnya demografi Indonesia membuat kebutuhan pembangunan rumah melonjak tajam. Akibatnya, konsumsi semen meningkat pesat. Saat ini konsumsi semen di dalam negeri masih 238 kg per kapita.

"Yang jadi tantangan kita adalah perubahan unit bisnis yang sangat cepat. Selama hampir 30 tahun kita hanya bermain dengan empat pemain besar. Saat ini sudah lebih dari 20 pemain. Jadi sinergi tidak hanya antar-BUMN tapi juga dengan credit partner. Karena tidak mungkin hanya bisa dengan sesama BUMN saja," katanya.

Baca juga: Rini Nilai Sinergi BUMN tak Harus Merger

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا نُؤْمِنُ بِمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاۤءَهٗ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُوْنَ اَنْۢبِيَاۤءَ اللّٰهِ مِنْ قَبْلُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an),” mereka menjawab, “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur'an) itu adalah yang hak yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?”

(QS. Al-Baqarah ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement