REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama memberikan apresiasi kepada dosen dan mahasiswa perguruan tinggi Islam untuk mendorong civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam makin berprestasi.
"Kami ingin civitas akademika, dosen dan mahasiswa benar-benar menghayati fungsi dan tugas masing-masing. Dengan penghargaan ini, agar civitas semakin berkontribusi dan memiliki karya ilmiah yang berkualitas," kata Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Amsal Bakhtiar di sela-sela acara Apresiasi PTKI di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, civitas akademika perlu terus didorong untuk berinovasi dan terus kreatif dengan berbagai cara salah satunya dengan kegiatan apresiasi tersebut. Dengan begitu, akan memberi nilai tambah bagi pendidikan di Indonesia.
"Kreatif dan inovatif ini mereka agar dapat ditularkan ke masyarakat terutama juga di dalam lingkungan kampus," ungkap alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo ini menjelaskan.
Soal apresiasi bagi civitas, Amsal mengatakan pihaknya sengaja memberikan stimulus agar mereka terus kreatif dan berinovasi. Sementara bagi yang belum mendapatkan penghargaan agar dapat terpancing untuk berkompetisi secara sehat meraih penghargaaan serupa.
Stimulus itu, kata Amsal, berupa uang tunai dan juga akses jurnal ilmiah. Bagi dosen beprestasi di lingkungan PTKI, Kemenag memberikan stimulus kepada tiga dosen terbaik di masing-masing tiga kategori. Bagi urutan pertama memperoleh Rp 40 juta, Rp 35 (kedua) dan Rp 30 juta (ketiga). Sementara untuk mahasiswa, Kemenag memberikan stimulus Rp 15 juta bagi enam mahasiswa.
Kriteria penilaian bagi dosen, kata dia, di antaranya tingkat kreativitas dan inovasi mengajar, produktif menulis jurnal berkelas nasional dan internasional yang terakreditasi, produktif menulis di media, produktif dalam penelitian dan kegiatan ilmiah seperti seminar, tekun mendidik mahasiswa serta aktif dalam kegiatansosial keagamaan.