Jumat 11 Dec 2015 08:52 WIB

Kapolri: Laporan Setya Novanto Masih Tahap Penyelidikan

Red: Bilal Ramadhan
 Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau pemilihan Wali Kota Depok di TPS Kampung Pilkada RW 03, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau pemilihan Wali Kota Depok di TPS Kampung Pilkada RW 03, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan laporan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto ke Bareskrim Polri terhadap Menteri ESDM Sudirman Said masih dalam tahap penyelidikan.

"Laporan ke Bareskrim, siapa saja yang melapor sudah ada SOP-nya, tiap laporan dilakukan penyelidikan, apakah yang dilaporkan tindakan pidana atau bukan," katanya usai menghadiri acara puncak Peringatan Hari Anti Korupsi di Bandung, Kamis (10/12).

(Baca: Mahfud MD Bela Langkah Kejagung Tangani Kasus Setya Novanto)

Menurut dia, laporan tersebut harus dilengkapi alat bukti, saksi, yang membuktikan bahwa laporan tersebut ada unsur pidananya. "Kalau bukan tentu akan dihentikan, kalau tindak pidana akan dilanjutkan," tegas Kapolri.

Badrodin juga menyinggung pengusaha Riza Chalid yang diduga ke luar negeri, Polri belum bisa mengambil tindakan karena statusnya belum tersangka. "Lihat statusnya dulu, kalau tersangka bisa saja dipanggil paksa dan kalau ke luar negeri bisa minta bantuan interpol. Kalau belum ya ngak bisa lakukan apa-apa," ujarnya.

(Baca: 'Laporan Setya Terhadap Sudirman Said Belum Tentu Penuhi Unsur Pidana')

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua DPR Setyo Novanto melalui kuasa hukumnya, Firman Wijaya, melaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ke Bareskrim Polri karena dinilai melakukan pelanggaran hukum terkait beredarnya rekaman PT Freeport Indonesia.

Pihak Setyo Novanto menilai Sudirman Said melakukan dugaan tindak pidana fitnah, pencemaran nama baik, penghinaan, dan pelanggaran ITE. Menteri ESDM mengadukan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena diduga telah mencatut nama Presiden dan Wapres dalam perpanjangan kontrak Freeport.

Laporan Sudirman Said ini dengan bukti rekaman pembicaraan antara Setya Novanto, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha minyak M Riza Chalid yang berisi dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(QS. Al-Baqarah ayat 217)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement