REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Metromini Nofrialdi menilai aksi pengandangan bus yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tidak manusiawi. Bahkan, aksi pengandangan tersebut disertai dengan ancaman todongan senjata api.
"Ada salah satu sopir yang mengaku seperti itu," kata Nofrialdi di Jakarta, Jumat (11/12).
Nofrialdi mengatakan, kejadian tersebut bermula saat angkutan Metromini yang sudah kosong ingin kembali ke terminal. Di perjalanan, anggota Dishub mengejar karena ingin menahan bus tersebut.
Sopir, kata Nofrialdi, kemudian dituntun untuk masuk kedalam jalur bebas hambatan, namun menolak. Anggota Dishub tersebut lantas menelepon anggota brimob untuk membantu memberhentikan sopir berserta busnya.
"Bus dikerjar motor dan dipalang depan mobil, anggota brimob itu lalu naik, mengokang laras panjang dan ditodongkan ke leher sopir," kata Nofrialdi.
Menurut dia, dalam satu pekan ini, sekitar 150 unit Metromini sudah disita Dishub DKI dan disimpan di Tanjung Priok, Pulo Gebang atau Rawa Buaya. Waktu penebusan bus juga diperpanjang hingga satu bulan dari awalnya tiga pekan. "Cara seperti ini sudah tidak benar, sudah tidak manusiawi lagi," keluhnya.