REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mendorong pengiriman militan lokal dari Kaukasus Utara ke Suriah. Hal tersebut dilakukan sebagai strategi pemerintah untuk meredam pemberontakan panjang yang terjadi di wilayah tersebut.
Mantan anggota parlemen Amerika Serikat Mike Rogers mengatakan, Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia mungkin akan 'menutup mata' atas pengiriman militan lokal dari Rusia ke Suriah.
"Ide mengirimkan mereka ke luar Rusia sungguh tidak masuk akal, karena mereka tahu akan mendapatkan pelatihan perang," ujar Rogers, seperti dilansir The Daily Beast.
Ada pula isu yang berkembang, pemerintah Rusia tidak membunuh atau menangkap para pemberontak di negaranya, melainkan memaksa mereka pergi keluar Rusia melalui cara yang sistematis.
Pemberontak dimasukan pada daftar pantauan Salafi, diiterogasi, difoto, dan dimintai sidik jari berulang kali. Beberapa dari mereka bahkan harus menyerahkan sampel DNA.
"Semua yang ada di daftar pantauan, tidak akan lagi memiliki kehidupan yang normal," ujar Kepala program Rusia, Tanya Lokshina.
Jika memang ada rencana FSB mendorong pengiriman militan ke Suriah, kata dia, pasti hal tersebut terjadi di tingkat lokal, bukan nasional. Sebab, agen lapangan di Kaukasus Utara memiliki kuota peningkatan keamanan di wilayah itu.
"Jika ada 10 orang yang terdaftar bulan ini untuk pergi ke Suriah, maka bulan depan harus ada 12 orang. Jadi ini hanya masalah angka," jelasnya.