Sabtu 12 Dec 2015 08:21 WIB

Partisipasi Rendah Akibat Figur Itu-Itu Saja

Pilkada (ilustrasi)
Foto: berita8.com
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Pengamat Politik UGM, Mada Sukmajati menuturkan rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2015 disebabkan oleh faktor ketokohan atau figur calon kepala daerah. Misalnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, calon yang ada tidak menawarkan hal-hal baru sehingga masyarakat pun enggan untuk menyumbangkan suaranya.

“Padahal masyarakat menginginkan perubahan. Tapi calon yang ada itu-itu saja,” katanya, Jumat (11/12).

Selama ini Dosen Fisipol UGM itu merasa, para calon kepala daerah kurang memanfaatkan peluang kampanye dengan baik. Yang terjadi justru rapat umum terbuka yang lebih sering diwarnai aksi yang membuat lingkungan tidak kondusif.

“Kandidat dituntut melakukan tatap muka langsung dengan calon pemilih. Sayangnya hal ini belum dioptimalkan," katanya.

(Baca juga: Target Partisipasi Publik Saat Pilkada tak Tercapai)

Selain itu, minimnya sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman juga dinilai menjadi faktor rendahnya tingkat partisipasi masyarakat. Namun begitu, Mada mengemukakan bahwa KPU memiliki keterbatasan. Sehingga seharusnya kandidat pun melakukan pendekatan yang lebih masif terhadap masyarakat untuk memperkenalkan diri.

"Kalau hanya mengandalkan sosialisasi dari KPU, jelas kurang,” katanya," katanya.

Berdasarkan hasil data online milik KPU pada Jumat sore baru ada sembilan kecamatan di Sleman yang menyelesaikan proses rekapitulasi C1. Antara lain Cangkringan, Gamping, Kalasan, Mlati, Moyudan, Ngemplak, Pakem, Tempel dan Turi.

Adapun kecamatan dengan partisipasi terendah diduduki oleh Mlati. Dari daftar pemilih tetap (DPT) 68.319 orang, pemilih yang menyumbangkan suara hanya 66,95 persen. Disusul Kecamatan Gamping dengan partisipasi pemilih 70,86 persen, Kalasan 70,92 persen, lalu Kecamatan Ngemplak dengan 73,23 prsen.

Sementara itu Kecamatan Moyudan partisipasinya 78,50 persen dan Cangkringan 79,56 persen. Di Kecamatan Pakem, Tempel dan Turi, tingkat partisipasinya di atas 80 persen. Sedangkan data Kecamatan Prambanan, Ngaglik, Godean dan Depok belum masuk 100 persen. Adapun kecamatan yang sama sekali belum mengunggah data C1 yaitu Berbah, Minggir, Seyegan dan Sleman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement