REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam (Dawam) Yogyakarta bersama Bank Syariah Mandiri menyelenggarakan pengajian kebangsaan akbar. Pengajian kebangsaan itu digelar di kampung pesantren Malangan, tepatnya di area Masjid Nurul Huda Malangan, Yogyakarta, Jumat (11/12) malam.
Pengajian tersebut merupakan salah satu rangkaian acara akbar yang dilaksanakan oleh Ponpes Dawam untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Pengajian yang mencoba mengkolaborasikan antara Islam Nusantara dan kebangsaan ini dimulai semenjak pukul 19.00 WIB.
Siaran pers Ponpes Dawam, Jumat (11/12) menyebutkan, ribuan jamaah mulai berdatangan dan memenuhi tenda yang sudah disediakan oleh panitia semenjak ba’da Isyak. Jamaah yang tidak mendapatkan tempat duduk memutuskan untuk menggelar tikar di sela-sela jalan.
Pengasuh ponpes Dawam KH Ahmad Sugeng Utomo bersama panitia turut mengundang beberapa tokoh nasional. Mereka antara lain Agus Dwi Handaya (direktur Bank Syariah Mandiri), Brigjen TNI Joni Supriyanto (kasdam IV Diponegoro), Purdi Candra (pemilik Primagama), Heppy Trenggono (penggagas gerakan Beli Indonesia), dan tokoh alim ulama dari Yogyakarta.
“Pengajian ini diharapkan menjadi batu loncatan dan media dakwah para santri dan kiai dalam syiar islam sekaligus mengusung semangat kebangsaan,” kata KH Ahmad Sugeng Utomo yang akrab dipanggil Gus Ut.
Oleh karena itu, selain diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pengajian tersebut juga didahului dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh jamaah yang dipimpin oleh salah satu santri Ponpes Dawam, Arif Sudrajat.
Ulama dari Purwokerto, Jawa Tengah, KH Ali Mu’ti mengatakan, yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk membangun negeri adalah membangung karakter yakni jiwa dan raga. “Hal itu seperti termaktud dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya,” tuturnya.
Gaya dakwah KH Ali Mu’ti yang selalu diselingi dengan humor membuat sekitar 3.000 jamaah merasa terhibur dan tercerahkan dalam mengikuti pengajian ini. Sesekali mereka tertawa menyimak sikap dan gaya bicara KH Ali Mu’ti yang unik.