Sabtu 12 Dec 2015 18:01 WIB

Kalah di Pilkada, Massa Paslon di Gowa Serang Polisi dengan Batu dan Petasan

Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Tak puas dengan hasil Pilkada Serentak, massa pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, mengepung kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu).

Massa pendukung calon nomor urut satu Andi Maddusila Andi Idjo-Wahyu Permana Kaharuddin (Wattunami), dan massa pendukung calon nomor urut empat Tenri Olle Yasin Limpo-Hairil Muin (PastikanMi), juga menyerang petugas polisi yang melakukan penjagaan.

"Mereka (massa) ini tidak puas dengan kinerja penyelenggara dan berniat untuk menguasai kantor Panwaslu," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Kombes Frans Barung Mangera, Sabtu (12/12).

Frans melanjutkan, massa melempari petugas dengan batu dan petasan. Polisi yang mendapat serangan juga membalasnya dengan tembakan gas air mata.

Massa dari dua pasangan calon ini mulai mengepung kantor Panwaslu yang berhadapan dengan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gowa sejak tiga hari lalu dan sempat terjadi bentrokan antara polisi dan aparat.

Mabes Polri telah menetapkan Kabupaten Gowa sebagai daerah rawan satu dan mendapat perhatian karena seringnya daerah ini bentrok setiap kali Pilkada digelar.

Sebelumnya ratusan massa tersebut berkumpul di Rumah Adat Balla Lompoa (rumah besar) untuk melakukan konsolidasi gerakan dengan menamai Gerakan Penyelamat Suara Rakyat.

Massa gabungan ini juga memprotes salah satu pasangan kandidat nomor urut lima Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo-Abdul Rauf Kareng Kio (Adkio) karena unggul dalam perhitungan cepat bahkan mereka menduga melakukan kecurangan, namun belum bisa dibuktikan.

Secara terpisah Kepala Polisi Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar menegaskan bila massa tetap melakukan gerakan-gerakan atau menciptakan suasana yang akan menimbulkan kekacauan keamanan dan ketertiban maka dilakukan tindakan.

"Kami berusaha agar suasana tetap kondusif, bilamana hal itu menggangu kambtimas maka diambil tindakan. Saya berharap agar para pendukung sabar menunggu keputusan resmi KPUD untuk senantiasa tertib menjaga stabilitas keamanan," ujarnya kepada wartawan di Makassar.

Hingga sore suasana masih tegang, ratusan massa masih terus berkumpul di depan kantor Panwaslu dan KPUD. Polisi dibantu TNI masih terus berjaga-jaga dalam menjaga keamanan.

Sebelumnya, pada Kamis kemarin massa kandidat tersebut melakukan pengrusakan di kantor Panwaslu setempat sehingga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.

Aparat berhasil membubarkan massa dengan gas air mata hingga memukul mundur di Balla Lompoa berdekatan dengan kantor panwaslu.

Sejumlah massa ditangkap petugas dalam persitiwa itu, namun satu angggota brimob Polda Sulselbar juga mendapat amukan massa saat terjadinya bentrokan tersebut yang berlangsung hingga malam hari.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement