REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Mulai tahun depan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta akan merekrut tenaga guru honorer. Pasalnya, di wilayah ini masih kekurangan tenaga honorer, yaitu hingga 1.500 guru. Sedangkan, honorer yang saat ini aktif mengajar di sekolah-sekolah jumlahnya hanya 4.000 jiwa.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, akan ada seleksi rekrutmen tenaga guru honorer. Namun, seleksi akan dilakukan secara ketat, sebab mereka akan jadi tenaga pendidik. Sehingga, benar-benar harus yang berkualitas dan tentunya cerdas.
Dedi menjanjikan upah untuk tenaga honorer ini sesuai dengan upah minimum kabupaten (UMK). “Yakni, antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per bulan,” ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Ahad (13/12).
Menurut Dedi, rekrutmen tenaga guru honorer ini untuk menambal kekurangan guru. Sebab, guru-guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Purwakarta banyak yang pensiun. Sedangkan gantinya, yaitu guru CPNS, tidak ada.
Saat ini, Purwakarta masih memberlakukan moratorium CPNS. Sehingga, solusi untuk menutupi kekurangan guru ini adalah dengan merekrut guru honorer.
Akan tetapi, lanjut Dedi, rekrutmen ini tak bisa sembarangan. Bila, ada sekolah yang merekrut tenaga honorernya serampangan, lalu timbul masalah, maka kepala sekolah itu akan dikenakan sanksi. Sanksinya, bisa dipecat.