REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga nelayan berbondong-bondong ke Kali Adem, Muara Angke untuk melaksanakan upacara sedekah bumi atau Nadran. Tradisi pesta laut nelayan tradisional Kali Adem, Muara Angke mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat. Terlihat warga berjajar mengerumuni pinggir Kali Adem untuk menyaksikan upacara tersebut.
Ketua Panitia Pesta Laut Nelayan Tradisional Kali Adem, Muara Angke, Carman mengatakan, Nadran adalah upacara tradisi nelayan di pesisir utara Pulau Jawa.
"Penyelenggaraannya dilakukan setahun sekali terutama menjelang datangnya musim baik bagi nelayan mencari ikan," katanya, Ahad, (13/12).
Nadran dilaksanakan dengan melarung kepala kerbau dan sesajian dari aneka makanan yang disiapkan segenap warga nelayan untuk dibawa ke tengah laut.
"Kepala kerbau ini diantar oleh ratusan kapal diringi nelayan beserta keluarga mereka," kata dia.
Selain itu, Nadran juga dimeriahkan dengan acara untuk menghibur warga nelayan setempat. Seperti pertunjukan wayang, debus, sandiwara rakyat, bazaar dan kegiatan lainnya.
"Nadran kali ini lebih meriah. Acara kami mendapat dukungan dari Pluit City sehingga lebih meriah," kata Ratno, warga Muara Angke.
AVP Public Relations and General Affair Pluit City Pramono mengatakan, pihaknya ikut berpartisipasi dalam pesta laut nelayan Muara Angke. Selain sebagai bentuk keharmonisan dan kedekatan Pluit City dengan warga Muara Angke juga tradisi Nadran ini merupakan budaya yang perlu dirawat dan dilestarikan.
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan Pluit City kepada Muara Angke, terang dia,antara lain santunan yatim, pemberian kurban, pembangunan tempat belajar, perbaikan jalan, juga dukungan untuk Nadran.