Ahad 13 Dec 2015 19:03 WIB

Gerakan Kultural ICMI Beri Sumbangsih Pemikiran

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
 Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas (kanan)
Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas menilai Jimly Asshiddiqie yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum ICMI adalah sosok yang tepat untuk memimpin ICMI lima tahun ke depan. Ini dikarenakan Jimly Asshiddiqie termasuk tokoh yang turut mendirikan ICMI.

"Beliau ikut mendirikan ICMI sejak awal, jadi beliau tahu banyak tentang ICMI. Dia juga seorang tokoh yang punya integritas tinggi, dia seorang intelektual, cendikiawan, terutama dalam bidang penegakan hukum, dan pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (13/12).

Yunahar mengakui ICMI mengalami pasang surut pada perkembangannya hingga hari ini, terutama setelah masa reformasi. Hal itu terdapat perbedaan signifikan pada kondisi sebelum dan setelah reformasi.(Baca: Lima Rekomendasi ICMI untuk Indonesia)

Pada zaman orde baru, ICMI merupakan wadah pertemuan para cendekiawan Muslim di Indonesia. Karena pada saat itu belum dibebaskan mendirikan partai politik sehingga ICMI terlihat sangat menonjol.

Setelah reformasi para cendikiawan Muslim tersebut banyak menyebar dan bergabung ke partai. Dia berharap dengan dipimpinnya Jimly, ICMI bisa membangkitan semangat untuk memberikan sumbangsih untu bangsa, terutama dalam memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran.

Misalnya, ICMI dapat bergerak dari sisi kultural melalui pendidikan sebagai upaya peningkatan SDM. ICMI juga diharapkan dapat bersinergi dengan ormas-ormas Islam di Indonesia dan meningkatkan kualitas perguruan tinggi Islam.

"ICMI bisa bekerjasama dengan MUI yang sama-sama bergerak sebagai organisasi kultural. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan melindungi umat dari keyakinan-keyakinan yang meyimpang, melindungi umat dari ekonomi ribawi, melindungi umat dari kosmetika, makanan dan obat-obatan haram, dan lain sebagainya yang menyangkut kepentingan umat Muslim," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement