Ahad 13 Dec 2015 20:27 WIB

Sukabumi Minta Penerimaan PNS Dibuka Lagi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tugas dinasnya di Balaikota, Jakarta, Rabu (22/7).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tugas dinasnya di Balaikota, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi meminta pemerintah pusat membuka peluang penerimaan calon pegawai negeri sipil (PNS). Kebijakan ini diperlukan agar tidak terjadi kekurangan pegawai di daerah.

"Jika moratorium PNS tetap diterapkan, maka regenerasi pegawai sulit dilakukan," ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan Ahad (13/12). Pasalnya, jumlah PNS yang memasuki usia pensiun mencapai sebanyak 50 hingga 100 orang per tahun.

Menurut Muraz, pemerintah pusat harus mempertimbangkan proses regenerasi pegawai. Harapannya tidak terjadi perbedaan yang cukup besar antara pegawai yang pensiun dengan penggantinya.

Muraz mengungkapkan, proses regenerasi di sini dalam artian ketika ada pejabat pensiun maka harus ada pengganti yang menguasai bidangnya dengan baik. Ia khawatir jika calon pengganti belum tersedia dengan baik maka akan berpengaruh pada proses layanan publik oleh pemerintah.

Diakui Muraz, kebutuhan pegawai di Sukabumi berada di semua bidang. Misalnya dalam bidang administrasi yang saat ini tenaganya sangat dibutuhkan.

Kasubbid Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Sukabumi Budi Purwanto menerangkan, saat ini jumlah PNS di lingkungan Pemkot Sukabumi secara keseluruhan mencapai sebanyak 5.255 orang.

"Data terakhir pada 2015 ini ada 55 orang pensiun," cetus dia.

Selain karena memasuki usia pensiun kata Budi, ada beberapa PNS yang mengajukan pensiun dini. Mereka mengajukan pensiun dini karena alasan sakit. Rata-rata pengajuan pensiun dini dilakukan pegawai yang berusia 50 tahun dan masa bakti selama 20 tahun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement