REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Di masa remaja, Zainab selalu dicekoki tentang keburukan Islam oleh ayahnya. Menurut ayahnya Zainab, umat Islam tidak bisa dipercaya dan mereka adalah orang jahat. Ayah Zaenab kerap mengatakan bahwa pria Muslim selalu mempengaruhi perempuan hindu dan menjual mereka ke Pakistan.
"Kata Ayah Islam itu jahat, menurut saya tidak," Zainab dilansir muslimconverts.com.
Walau setiap hari diceritakan hal yang mengerikan tentang Islam, Zainab memiliki pemikiran yang berbeda dari ayahnya. Zainab tidak pernah membeda-bedakan berdasarkan agamanya.
Saat di perguruan tinggi, Zainab justru memiliki seorang sahabat Muslim terbaik yang pernah ia kenal. Sahabatnya tersebut mengenakan hijab dan selalu berbuat baik kepada siapa pun, termasuk Zainab.
"Bagimana mungkin semua Muslim buruk apabila mereka berlaku dengan sangat baik sekali," kata Zaenab.
Zainab sangat senang bergaul dengan orang-orang Muslim. Ia bahkan sempat berkencan dengan seorang pria Muslim. Pria tersebut mengajarkan Zainab bagaimana caranya bersyahadat. (Baca: Musuhi Islam, Deborah Malah Bersahadat).
Diam-diam, Zainab mulai mempelajari Islam. Namun, ia kesal karena di rumah ia tidak bisa melanjutkan pelajarannya itu. Kalau ketahuan tentu saja akan mendapat tentangan dari orangtuanya.
Benar saja, ketika orangtuanya mengetahui bahwa Zainab telah masuk Islam, orangtuanya pun mulai tidak berbicara kepada Zainab. Namun, Zainab memiliki iman yang sangat kuat. Ia percaya orangtuanya pada saatnya nanti juga akan mendapat pencerahan dari Allah SWT dan beralih ke Islam.