REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN -- Stacy dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga Katolik di Amerika Serikat. Sejak sekolah dasar, Satcy diberi pendidikan tentang Katolik. Namun, menginjak bangku SMA, ia diberi kesempatan untuk mengenal agama-agama lain, termasuk Islam.
Hingga saat Stacy duduk dibangku kuliah, Stacy masih mengunjungi gereja. Salah satu kelas pertamanya di universitas juga mengenalkan setiap mahasiswa dengan semua agama, termasuk Islam. Disinilah kali pertama Stacy jatuh hati dan terinspirasi pada Islam.
Menurut Stacy, semua yang diajarkan dalam Islam saling berhubungan dan memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Lalu Stacy mulai banyak membaca buku tentang Islam dan cara hidup umat Muslim.
Stacey bahkan sedikit demi sedikit mempraktekkan ajaran Islam. Stacy tidak berkencan, tidak berciuman dengan pria, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah merawat orangtuanya.
"Banyak teman-teman saya berkencan dan hamil. Menurut saya, ini adalah tindakan yang sangat tidak terhormat. Saya ingin menjaga kesucian saya sampai saya menikah," kata Stacy seperti dilansir muslimconverts.com.
Ia pun menjaga diri dari makanan dan minuman haram seperti alkohol dan babi. Hal lain yang membuat Stacy tertarik pada Islam adalah karena Islam mengajarkan bagaimana cara memperlakukan dan bersikap terhadap orangtua.
Stacey mengaku menolak kesempatan beasiswanya untuk belajar kedokteran di Harvard. Ia lebih memilih merawat kedua orangtuanya yang saat ini sudah berusia 70-an tahun. Tak sedikit yang menilai keputusan Stacy sebagai keputusan yang bodoh dan gila. (Bela Islam, Siswa Non-Muslim Amerika Kenakan Jilbab).
"Saya senang melakukakannya, beberapa orang tidak memandang rendah dengan keputusan saya untuk merawat kedua orangtua saya," kata Stacy.
Stacy merasa nyaman dengan segala sesuatu yang Muslim lakukakan baik cara mereka bertindak, cara berpakaian, maupun cara makannya. Stacy justru merasa tidak cocok dengan rekan-rekannya yang beragama Katolik.
"Inilah alasan saya bertobat dan menjadi seorang mualaf," kata Stacy.