REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Untuk mencegah gerakan radikal ISIS di Kabupaten Lebak, menurut ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, KH Baidjuri, perlu ada pendekatan dan pemahaman ajaran Islam yang benar bukan seperti ISIS.
"Saya yakin melalui pemahaman ajaran Islam yang benar dipastikan tidak akan muncul gerakan-gerakan radikal seperti ISIS," ungkap KH Baidjuri di Lebak, Banten, Ahad (13/12).
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Lebak Yusuf mengatakan pihaknya terus melakukan pencegahan paham ISIS dengan melibatkan tim terpadu penanganan konflik sosial di tingkat kecamatan.
Saat ini, tim terpadu penanganan konflik sosial tersebut sudah terbentuk di 28 kecamatan dengan dipimpin camat setempat. Sedangkan, wakilnya dari unsur Kapolsek, Danramil serta anggotanya anggota Polri dan TNI, Desa/Kelurahan.
Tim terpadu itu dapat mendeteksi di tingkat kecamatan menyangkut persoalan masalah sosial, ekonomi, ajaran sesat hingga radikalisme ISIS. Sebab, wilayah Kabupaten Lebak terluas di Provinsi Banten juga masuk kategori rawan disusupi paham-paham radikalisme juga ajaran sesat.
Bahkan, wilayah Lebak bagian selatan yang perbatasan dengan Sukabumi, Jawa Barat patut diwaspadai. Belum lama ini, kata dia, empat warga Lebak bagian selatan yang diduga anggota radikalisme ISIS membuat pernyataan keluar dari ISIS itu.
Pernyataan keluar dari anggota ISIS itu disaksikan Kapolres, Kejaksaan, MUI, Kesbanglinmas dan pemuka agama. "Kami berharap tim terpadu ini bisa mencegah paham radikal agar tidak berkembang di masyarakat," katanya.