REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendungan terbesar se-Bali, yakni Waduk Titab Ularan mulai digenangi air pada Ahad (13/12). Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Mudjiadi menerangkan, pengisian awal (impounding) air Bendungan Titab bersumber dari Sungai Saba.
"Tujuan keberadaan bendungan yakni untuk mengatasi kekeringan dan penanggulangan banjir terutama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng," katanya dalam rilis yang diterima Ahad (13/12).
Bendungan Titab juga akan mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1.794,82 hektare untuk meningkatkan intensitas tanam dari 169 persen menjadi 275 persen. Di sisi lain, Mudjiadi mengatakan, bendungan diagendakan memenuhi kebutuhan air baku sebesar 350 liter per detik di tiga kecamatan yaitu Seririt, Banjar dan Busungbiu di Kabupaten Buleleng.
Bendungan ini juga berguna menambah cadangan energi listrik sebesar 2x0,75 MW untuk Kecamatan Busungbiu serta sebagai daerah konservasi air dan pariwisata.
Kapasitas tampung Waduk dan Bendungan Titab yakni sebesar 12 juta meter kubik. Bendungan ini merupakan bendungan keenam di Bali sekaligus menjadi yang terbesar di wilayan itu. Bendungan lain di Bali yakni Palasari, Grogak, Telaga Tunjung, Benel, dan Muara.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Ditjen SDA Kemenpupera, Putu Eddy mengatakan dibutuhkan waktu sekitar 2,5 hingga 3 bulan untuk pengisian awal, tergantung cuaca alam. "Bila musim hujan proses pengisian mungkin bisa lebih cepat," katanya.
Waduk Titab dikerjakan oleh Nindya - Brantas Jo. Meski pekerjaan konstruksi sudah rampung, masih ada pekerjaan rumah sisa yakni penataan kawasan, area sabuk hijau dan jalan inspeksi.
Seperti diketahui, pembangunan Bendungan Titab dikerjakan sejak 2011 hingga 2014 dan selesai pada tahun ini. Pembangunan tersebut menelan sekitar Rp 486 miliar untuk pekerjaan konstruksinya.