Senin 14 Dec 2015 16:28 WIB

Selama 12 Hari, Ambon Diguncang Empat Kali Gempa

Pemandangan Kota Ternate, dilihat dari kaki Gunung Gamalama
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Pemandangan Kota Ternate, dilihat dari kaki Gunung Gamalama

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE --  Wilayah Ambon dan sekitarnya selama 12 hari terakhir tercatat telah diguncang gempa sebanyak empat kali. Senin (14/12) hari ini, gempa terjadi pukul 10.46 WITA dengan kekuatan gempa 5,3 SR. Guncangan yang cukup keras sempat membuat panik masyarakat.

Data dari BMKG, pusat gempa berada 4.04 LS - 129.57 BT dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. Posisinya 105 kilometer tenggara Kabupaten Maluku Tengah. Gempa ini dilaporkan tidak berpotensi mengakibatkan gelombang pasang (tsunami).

Sebelumnya, gempa juga terjadi pada Rabu (9/12) bertepatan dengan hari pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Di hari itu, gempa bahkan terjadi sebanyak dua kali. Getaran gempa pertama terjadi  pukul 17.21 dengan kekuatan gempa 6,9 SR. Lalu beberapa menit kemudian pukul 18.15 getaran gempa kembali terjadi dengan kekuatan 5,0 SR. 

Dua gempa cukup kuat mengguncang wilayah Ambon menurut catatan BMKG berada di sekitar Laut Banda di kedalaman 10 kilometer atau berjarak 999 kilometer tenggara Maluku Tengah. Sedangkan gempa 5,0 terjadi sekitar pukul 18.15 juga terjadi di lokasi pusat gempa yang sama dengan gempa sebelummya. 

BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Namun, pusat gempa yang dangkal menyebabkan gempa dirasakan kuat di Ambon, Banda dan Maluku Tengah selama tiga hingga lima detik. 

Sedangkan gempa dengan jeda waktu seminggu terjadi pada Rabu (2/12) dengan kekuatan 4,8 SR. Gempa tersebut mengguncang Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara. Gempa juga dirasakan warga kota Ternate, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara. "Akibat dari gempa itu, warga yang berada di pesisir Pantai Desa Tuada dan Todowonge, Kecamatan Jailolo lari berhamburan karena takut ancaman tsunami karena goncangannya terasa sangat kuat," kata Kepala BPBD Halbar Chalid Ismail di Ternate.

Guncangan serupa juga dialami oleh warga Banehena, Payo, Bobo, Idamdehe, Payo serta desa lainnya. Chalid mengatakan, gempa dengan kedalaman 10 kilometer itu terjadi di daratan, maka tidak menimbulkan tsunami. Sehingga diharapkan masyarakat agar tenang dan tidak panik. Hanya saja, masyarakat diimbau tetap waspada.

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yakni Pasifik, Indo Australia dan Eurasia. Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. Daerah-daerah rawan gempa di Maluku di antaranya wilayah-wilayah bagian tenggara, Pulau Ambon, Seram dan Buru. Sedangkan, pusat patahan di antaranya berada di Laut Ambon.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement