Senin 14 Dec 2015 18:00 WIB
Sidang MKD

Pemkot Padang Tuntut Riza Chalid Minta Maaf Pada Masyarakat Minang

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Bilal Ramadhan
Akun twitter yang mengaku Riza Chalid
Akun twitter yang mengaku Riza Chalid

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menuntut Riza Chalid untuk minta maaf kepada masyarakat Minangkabau atas sebutan Padang (Sumatra Barat) sebagai provinsi Dajjal di zaman Dajjal.

"Riza harus minta maaf kepada masyarakat Sumbar, di hadapan ninik-mamak di Sumbar secara adat," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Sumatra Barat, Senin (14/12).

(Baca: Luhut Bantah Minta Saham Freeport)

Ungkapan tersebut, terdengar dari rekaman "Papa Minta Saham" yang diputar dalam sidang MKD DPR RI, Rabu (2/12) lalu. Dalam percakapan antara Riza Chalid dengan Maroef Sjamsoeddin, terdapat percakapan yang menyebut Papua dan Padang sebagai provinsi dajjal.

Hal tersebut merujuk pada rumitnya pembebasan lahan di dua provinsi tersebut karena statusnya tanah ulayat. Menurut Mahyeldi, tidak ada yang sulit dalam pembebasan lahan di Sumbar, khususnya Kota Padang.

Apabila komunikasi terjalin dengan baik, lanjutnya, ada kejelasan yang masuk akal, masyarakat tidak akan menghalangi pembebasan lahan tersebut. Ia menyayangkan sebutan dajjal dilayangkan kepada Padang (Sumbar).

Menurutnya, Riza seperti orang yang tidak menengok kepada sejarah. Tokoh-tokoh dari Minang-lah yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Ia mempertanyakan, apa kurangnya jasa masyarakat Sumbar untuk Indonesia.

"Itu sudah keterlaluan. Oleh kareha itu, kita dukung sikap dari angkatan muda Mingkabau yang ada di Jakarta. Karena memang kita satu suara dengan mereka," kata Mahyeldi.

(Baca: Amien Rais Merasa Difitnah Soal Freeport)

Pemkot Padang, ia menuturkan, menuntut permintaan maaf dari Riza Chalid di depan publik. Ia meminta Riza Chalid datang ke Sumbar dan menjelaskan sebutan 'dajjal' tersebut. "Kalau tidak, akan ada sikap selanjutnya. Nanti //lah// akan kita sikapi dengan ninik mamak," ujar Mahyeldi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement