Senin 14 Dec 2015 20:57 WIB

Berkat Kotoran Sapi, Peternak Gunung Kawi tak Lagi Gunakan LPG

Kepala Badan Lingkungan Hidup Malang Tridiyah Maestuti sedang melakukan inspeksi di lokasi penerima biogas.
Foto: istimewa
Kepala Badan Lingkungan Hidup Malang Tridiyah Maestuti sedang melakukan inspeksi di lokasi penerima biogas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski rumahnya sederhana, Muslimin, peternak sapi di kaki Gunung Kawi, memiliki enam ekor sapi untuk untuk menafkahi keluarganya. Sudah lebih dari empat bulan ini dia menyadari tidak hanya susu yang bisa didapatkan dari sapinya, namun juga bisa membuatnya berhemat.

"Sudah empat bulan ini saya nggak lagi pakai gas LPG. Kotoran sapi yang selama ini dibuang ternyata bisa diolah untuk menjadi gas yang bisa dipakai untuk masak," ujar Muslimin. 

Beberapa bulan terakhir, selain kandang sapi belakang rumah Muslimin juga terdapat digester biogas yang menampung kotoran sapi dan mengubahnya menjadi gas yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. "Dahulu bisa 4-5 tabung gas setiap bulan dipakai, sekarang tidak perlu lagi," lanjutnya. 

Hasil biogas sapi Muslimin tidak hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangganya saja, bahkan masih cukup untuk mendukung usaha warung istrinya yang menjual kopi dan gorengan. Seorang peternak lain yang memiliki 11 ekor sapi bahkan dapat menghasilkan biogas yang cukup untuk disalurkan ke tiga rumah tangga. 

"Dengan diberikannya reaktor biogas kepada para peternak, kami berharap dapat membantu mengurangi limbah organik sekaligus memberikan apresiasi kepada mereka. Kini mitra kami yang mendapatkan proyek biogas tidak lagi bergantung pada gas tabung untuk kegiatan memasak sehari-hari," ungkap Darmanto, head of milk processing PT Greenfields Indonesia. 

Greenfields memberikan reaktor biogas kepada 14 kepala keluarga di tiga kecamatan di Gunung Kawi, yaitu meliputi Kecamatan Wagir, Ngajum, dan Wonosari. Serah terima proyek biogas ini dilaksanakan pada 3 Desember lalu di halaman rumah Muslimin dan diberikan langsung oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Malang Tridiyah Maestuti serta disaksikan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Malang.

"Biogas merupakan hal yang ramah lingkungan dan sangat menguntungkan bagi penerimanya. Selain gas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memasak, ampas kering sisa prosesnya juga baik untuk dijadikan pupuk tanaman," jelas Tridiyah Maestuti.

Kemitraan Greenfields telah dimulai sejak 2007. Hingga kini terhimpun sebanyak 160 peternak dengan 750 ekor sapi perah. Untuk menunjang produksi yang baik, Greenfields juga memberikan fasilitas gratis bagi mitranya untuk pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan, dan pendampingan intensif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement