REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Padang tak berkenan dengan pernyataan M. Riza Chalid yang menyebut Sumatera Barat sebagai provinsi Dajjal, dalam rekaman percakapan dengan Ketua DPR Setya Novanto dan Presdir PT Freeport Maroef Sjamsoeddin.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengatakan ungkapan dajjal sangat menyakiti perasaan warga Minang. Ia sangat menyayangkan seorang pengusaha seperti Rizal Chalid mengatakan hal seperti itu.
"Dajjal itu kan sama dengan satu orang yang senang melakukan kerusakan, lalu orang tak ada kebaikan. Itu disampaikan kalimat itu, apakah memang seperti itu warga Sumbar (Sumatra Barat)," katanya kepada Republika, Senin (14/12).
Mahyeldi mempertanyakan perlakuan masyarakat Minangkabau yang membuat Riza Chalid, menyebut orang Padang adalah dajjal. Menurutnya, masyarakat Minangkabau memang berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Di Minangkabau, ia mengatakan, terdapat sejumlah aturan yang mendasarkan pada adat istiadat.
Sehingga, menurutnya, tidak akan ada hambatan apabila komunikasi maupun kejelasan dapat menyakinkan masyarakat. Menurutnya, ucapan Riza Chalid tersebut, melanggar etika berbangsa, bernegara dan beragama.
"Tapi masalah ungkapan kalimat yang digunakan seperti itu, saya kira itu keterlaluan. Oleh sebab itu, saya sebagai wali kota harus menyikapi ini, sesuatu yang melecahkan dan terkesan merendahkan dan itu harus disikapi," jelasnya.